Burung Pecuk Ular (Anhinga melanogaster)
ini disebut Pecuk Ular karena lehernya yang panjang dan langsing
menyerupai ular, nama Latinnya adalah ANHINGA MELANOGASTER. Burung ini
masuk dalam golongan burung air, menyenangi daerah perairan seperti
mangrove, danau, rawa dan sungai. Panjang tubuhnya mulai dari kepala
hingga kaki bisa mencapai 80-90 sentimeter. Kepala sempit kecil. Bulu
ditubuhnya terutama bagian depan badan berwarna hitam legam, bagian
belakang berwarna kecoklatan, ada setrip dagu putih sepanjang leher,
bulu penutup putih halus dengan pinggir hitam, kaki keabu-abuan.
Sedangkan pada leher coklat kekuningan. Paruhnya yang panjang berwarna
kuning muda atau abu-abu.
Setelah berenang atau menyelam, burung
pecuk ular harus mengeringkan dulu tubuhnya, sebab mereka tidak akan
bisa terbang kalau sayapnya dalam keadaan basah. Sarang berupa tumpukan
ranting pada pohon tinggi dekat pantai. Telur berwarna keputih-putihan,
jumlah 2 sampai 4 butir. Berbiak bulan Desember-Maret, Maret-Juni.
Bentuk lehernya yang panjang
memudahkan burung ini menangkap ikan di sungai. Selain ikan, burung
pecuk ular ini juga memangsa berbagai hewan air seperti katak, kadal air
dan sejenisnya. Burung ini juga mampu menyelam hingga kedalaman sampai
200 meter di bawah air. Lamanya mereka menyelam tergantung sejauh mana
mangsa ditemukan. Biasanya berkisar antara beberapa menit sampai satu
jam! Mangsa yang didapat tidak langsung ditelan melainkan
dikibas-kibaskan dulu sampai tak berdaya, baru dikunyah.
Sebagian pengamat burung
menyebutnya sebagai Oriental Darter karena memang hanya berada di daerah
Asia, terutama India, Filipina, Indonesia dan Thailand. Di Indonesia
burung pecuk ular bisa dijumpai di Jawa (pulau Rambut, gugusan kepulauan
Seribu), Sulawesi, Kalimantan (Kawasan Taman Nasional Betun Kerihun -
TNBK) dan sebagian Sumatera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar