Rabu, 11 Januari 2012

Burung Pecuk Ular (Anhinga melanogaster)


Burung Pecuk Ular (Anhinga melanogaster) ini disebut Pecuk Ular karena lehernya yang panjang dan langsing menyerupai ular, nama Latinnya adalah ANHINGA MELANOGASTER. Burung ini masuk dalam golongan burung air, menyenangi daerah perairan seperti mangrove, danau, rawa dan sungai. Panjang tubuhnya mulai dari kepala hingga kaki bisa mencapai 80-90 sentimeter. Kepala sempit kecil. Bulu ditubuhnya terutama bagian depan badan berwarna hitam legam, bagian belakang berwarna kecoklatan, ada setrip dagu putih sepanjang leher, bulu penutup putih halus dengan pinggir hitam, kaki keabu-abuan. Sedangkan pada leher coklat kekuningan. Paruhnya yang panjang berwarna kuning muda atau abu-abu.

Setelah berenang atau menyelam, burung pecuk ular harus mengeringkan dulu tubuhnya, sebab mereka tidak akan bisa terbang kalau sayapnya dalam keadaan basah. Sarang berupa tumpukan ranting pada pohon tinggi dekat pantai. Telur berwarna keputih-putihan, jumlah 2 sampai 4 butir. Berbiak bulan Desember-Maret, Maret-Juni.

Bentuk lehernya yang panjang memudahkan burung ini menangkap ikan di sungai. Selain ikan, burung pecuk ular ini juga memangsa berbagai hewan air seperti katak, kadal air dan sejenisnya. Burung ini juga mampu menyelam hingga kedalaman sampai 200 meter di bawah air. Lamanya mereka menyelam tergantung sejauh mana mangsa ditemukan. Biasanya berkisar antara beberapa menit sampai satu jam! Mangsa yang didapat tidak langsung ditelan melainkan dikibas-kibaskan dulu sampai tak berdaya, baru dikunyah.

Sebagian pengamat burung menyebutnya sebagai Oriental Darter karena memang hanya berada di daerah Asia, terutama India, Filipina, Indonesia dan Thailand. Di Indonesia burung pecuk ular bisa dijumpai di Jawa (pulau Rambut, gugusan kepulauan Seribu), Sulawesi, Kalimantan (Kawasan Taman Nasional Betun Kerihun - TNBK) dan sebagian Sumatera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar