MAKALAH
KONSEP PENDIDIKAN IPS
 DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS DI SD
BAB
 I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Mempelajari  Konsep dasar IPS
 berisi tentang konsep, hakikat, dan karakteristik  pendidikan IPS SD. 
Dengan mempelajari materi Konsep dasar IPS ini,  diharapkan dapat 
menjelaskan konsep-konsep IPS yang berpengaruh terhadap  kehidupan masa 
kini dan masa yang akan datang secara kritis dan  kreatif. Pembahasan 
materi ini menerapkan pendekatan antar disiplin yang  mengintegrasikan 
ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Adapun media yang  digunakan adalah 
bahan ajar cetak dan non cetak (web). 
Sebagai calon guru SD hendaknya  menguasai  materi
 IPS sebagai program pendidikan. Untuk membantu menguasai materi  
tersebut maka dalam Konsep Pendidikan IPS, disajikan pembahasan hal-hal 
 pokok dan latihan sebagai berikut : 
1.  konsep pendidikan 
IPS  
2.  hakikat pendidikan IPS  
3. 
 karakteristik pendidikan IPS di SD
B.     TUJUAN
Setelah mempelajari materi 
Konsep Pendidikan IPS, diharapkan dapat menjelaskan tentang : 
1.  
Pengertian IPS 
2.  Sejarah IPS di Indonesia 
3.  
Rasional mempelajari IPS di SD 
4.  Hakikat pengajaran 
IPS  
5.  Tujuan pembelajaran  IPS di SD 
6.  
Karakteristik pembelajaran IPS di SD 
C.      RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam 
makalah ini adalah :
1. 
    Bagaimana pengertian IPS dan konsep Pendidikan IPS?
2.     Bagaimana
  sejarah perkembangan IPS di Indonesia?
3.     Apakah 
hakikat pendidikan atau pengajaran IPS?
4.     Apa 
tujuan dari pembelajaran IPS di SD?
5.     Apa saja Karakteristik 
pembelajaran IPS di SD?
BAB II
KONSEP PENDIDIKAN IPS
A. 
 Pengertian  IPS
IPS
  merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu  
tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur  
filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu  
pendidikan (Sumantri. 2001:89).   Social Scence Education Council (SSEC)
 dan  National Council for  Social  Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai
 “Social Science Education” dan  “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS
 mengikuti cara pandang yang  bersifat  terpadu dari sejumlah mata 
pelajaran  seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, 
sejarah,  antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya
Dalam bidang  pengetahuan  
sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial  
(Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan  
Sosial  (IPS). 
1.      Ilmu Sosial (Sicial Science)
Achmad  Sanusi memberikan 
batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996.h.2)  adalah sebagai 
berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu  pengetahuan sosial
 yang bertarap akademis dan biasanya dipelajari pada  tingkat perguruan 
 tinggi, makin lanjut makin ilmiah”. 
Menurut  Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1), Ilmu 
Sosial merupakan disiplin  intelektual yang mempelajari manusia sebagai 
makluk sosial secara  ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota 
masyarakat dan pada  kelompok atau masyarakat yang ia bentuk. 
Nursid  Sumaatmadja, 
menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu  pengetahuan yang 
mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan  maupun tingkah 
laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial adalah ilmu 
yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai 
anggota masyarakat.
2. 
     Studi Sosial (Social Studies).
Perbeda  dengan Ilmu Sosial,
 Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan  atau disiplin 
akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang  pengkajian tentang 
gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial ini,  Achmad  Sanusi 
(1971:18) memberi penjelasan sebagai berikut : Sudi Sosial tidak  selalu
 bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan  pelajaran 
bagi  siswa sejak pendidikan dasar.
3.      Pengetahuan  Sosial  (IPS) 
 
Harus  
diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. 
 Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Istilah  
tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu  
“Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan  
dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli  
yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan  
ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama.
Definisi IPS menurut  
National Council for Social Studies (NCSS), mendifisikan IPS sebagai 
berikut:  social  studies is the integrated study of the science and 
humanities to  promote civic competence. Whitin the school program, 
socisl studies  provides coordinated, systematic study drawing upon such
 disciplines as  anthropology, economics, geography, history, law, 
philosophy, political  science, psychology, religion, and sociology, as 
well as appropriate  content from the humanities, mathematics, and 
natural sciences. The  primary purpose of social studies is to help 
young people develop the  ability to make informed and reasoned 
decisions for the public good as  citizen of a culturally diverse, 
democratic society in an interdependent  world.
Pada  dasarnya Mulyono Tj. 
(1980:8) memberi batasan IPS adalah merupakan  suatu pendekatan 
interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari  pelajaran Ilmu-ilmu 
Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang  Ilmu-ilmu Sosial, 
seperti sosiologi, antropologi  budaya, psikologi sosial, sejarah, 
geografi, ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih 
ditegaskan lagi oleh  Saidiharjo  (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil 
kombinasi atau hasil pemfusian atau  perpaduan dari sejumlah mata 
pelajaran seperti: geografi, ekonomi,  sejarah, sosiologi, antropologi, 
politik.
B.  Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Sosial
Bidang studi IPS yang masuk 
ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat, yang di negara asalnya
 disebut  Social Studies. Pertama kali Social  Studies dimasukkan dalam 
kurikulum sekolah adalah di Rugby  (Inggris) pada tahun 1827, atau 
sekitar setengah abad setelah Revolusi  Industri (abad 18), yang 
ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga  manusia menjadi tenaga 
mesin.
Latar 
belakang dimasukkannya  Social studies dalam kurikulum  sekolah  di 
Amerika Serikat berbeda dengan di Inggris karena situasi dan kondisi  
yang menyebabkannya juga berbeda. Penduduk Amerika Serikat terdiri dari 
 berbagai macam ras diantaranya  ras Indian   yang  merupakan penduduk 
asli, ras kulit putih yang datang dari Eropa dan ras  Negro yang 
didatangkan dari Afrika untuk dipekerjakan di  perkebunan-perkebunan 
negara tersebut. 
Pada  
awalnya penduduk Amerika Serikat yang multi ras itu tidak menimbulkan  
masalah. Baru setelah berlangsung perang saudara antara utara dan  
selatan atau yang dikenal dengan Perang Budak yang berlangsung tahun  
l861-1865 dimana pada saat itu Amerika Serikat siap untuk menjadi  
kekuatan dunia, mulai  terasa adanya kesulitan, karena penduduk yang 
multi ras tersebut  merasa sulit  untuk  menjadi satu bangsa. 
Selain itu juga adanya 
perbedaan sosial ekonomi yang sangat  tajam. Para  pakar kemasyarakatan 
dan pendidikan berusaha keras untuk menjadikan  penduduk yang multi ras 
tersebut menjadi merasa satu bangsa yaitu bangsa  Amerika. Salah satu 
cara yang ditempuh adalah dengan memasukkan social  studies ke dalam 
kurikulum sekolah di negara bagian Wisconsin  pada tahun 1892. Setelah 
dilakukan penelitian, maka pada awal abad 20,  sebuah Komisi Nasional 
dari The National Education Association  memberikan rekomendasi tentang 
perlunya social studies dimasukkan ke  dalam kurikulum semua sekolah 
dasar dan  sekolah  menengah Amerika Serikat. Adapun wujud social 
studies ketika lahir  merupakan semacam ramuan dari mata pelajaran 
sejarah, geografi dan  civics. 
Di  samping sebagai reaksi para pakar Ilmu Sosial
 terhadap situasi sosial  di Inggris dan Amerika Serikat, pemasukan 
Social Studies ke dalam  kurikulum sekolah juga dilatarbelakangi oleh 
keinginan para pakar  pendidikan.  Hal ini disebabkan mereka ingin agar 
 setelah meninggalkan sekolah dasar dan menengah, para siswa: (1) 
menjadi  warga negara yang baik, dalam arti mengetahui dan menjalankan  
hak-hak  dan kewajibannya; (2) dapat hidup bermasyarakat secara 
seimbang, dalam  arti memperhatikan kepentingan pribadi dan masyarakat. 
Untuk mencapai  tujuan tersebut, para siswa tidak perlu harus menunggu 
belajar Ilmu-ilmu  Sosial di perguruan tinggi, tetapi sebenarnya mereka 
sudah mendapat  bekal pelajaran IPS di sekolah dasar dan menengah.   
Pengembangan Pendidikan IPS SD      1 - 9 
Pertimbangan  lain dimasukkannya social studies 
ke dalam kurikulum sekolah adalah  kemampuan siswa sangat menentukan 
dalam pemilihan dan pengorganisasian  materi IPS. Agar materi pelajaran 
IPS lebih menarik dan lebih mudah  dicerna oleh siswa sekolah dasar dan 
menengah, bahan-bahannya diambil  dari kehidupan nyata di lingkungan 
masyarakat. Bahan atau materi yang  diambil dari pengalaman pribadi, 
teman-teman sebaya, serta lingkungan  alam, dan masyarakat sekitarnya. 
Hal ini akan lebih mudah dipahami  karena mempunyai makna lebih besar 
bagi para siswa dari pada bahan  pengajaran yang abstrak dan rumit dari 
Ilmu-ilmu Sosial.
Latar 
belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum  sekolah di 
Indonesia  sangat berbeda dengan  di  Inggris dan Amerika Serikat. 
Pertumbuhan IPS di Indonesia tidak  terlepas dari situasi kacau, 
termasuk dalam bidang pendidikan, sebagai  akibat pemberontakan 
G30S/PKI, yang akhirnya dapat ditumpas oleh  Pemerintahan Orde Baru. 
Setelah keadaan tenang pemerintah melancarkan  Rencana Pembangunan Lima 
Tahun (Repelita). Pada masa Repelita  I (1969-1974) Tim Peneliti 
Nasional di bidang pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam 
bidang pendidikan. Kelima masalah tersebut antara lain: 
1.  Kuantitas, berkenaan dengan perluasan dan 
pemerataan kesempatan  belajar. 
2. 
 Kualitas, menyangkut peningkatan mutu lulusan 
3. Relevansi, berkaitan 
dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan pembangunan.  
4.  Efektifitas sistem pendidikan  dan efisiensi 
penggunaan sumber daya  dan dana. 
5. Pembinaan generasi muda dalam rangka 
menyiapkan tenaga produktif bagi kepentingan pembangunan nasional.
Pada  tahun 2004, pemerintah
 melakukan perubahan kurikulum kembali yangn  dikenal dengan Kurikulum 
Berbasis Kompetensi (KBK). Dalam kurikulum SD,  IPS berganti nama 
menjadi Pengetahuan Sosial. Pengembangan kurikulum  Pengetahuan Sosial 
merespon secara positif berbagai perkembangan  informasi, ilmu 
pengetahuan, dan teknologi. Hal ini dilakukan untuk  meningkatkan 
relevansi program pembelajaran Pengetahuan Sosial dengan  keadaan dan 
kebutuhan setempat.
C.
  Rasional Mempelajari IPS.
Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang 
pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa dapat: 
1.  Mensistematisasikan 
bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah  dimiliki tentang 
manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna. 
2. Lebih peka dan tanggap 
terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab. 
 
3. Mempertinggi rasa
 toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia. 
IPS atau disebut Pengetahuan
 Sosial pada  kurikulum  2004, merupakan satu mata pelajaran yang 
diberikan sejak SD dan MI  sampai SMP dan MTs. Untuk jenjang SD dan MI 
Pengetahuan Sosial memuat  materi Pengetahuan Sosial dan 
Kewarganegaraan.
Pada  
haikatnya, pengetahuan Sosial sebabagi suatu mata pelajaran yang  
menjadi wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, antara  
lain: 
1.  
Siapa diri saya? 
2.  
Pada masyarakat apa saya berada? 
3.  Persyaratan-persyaratan apa yang diperlukan 
diri saya untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa? 
4.  Apa artinya menjadi 
anggota masyarakat bangsa dan dunia? 
5.  Bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat
 berubah dari waktu ke waktu? 
Pertanyaan-pertanyaan  tersebut harus dijawab 
oleh setiap siswa, dan jawabannya telah  dirancang dalam Pengetahuan 
sosial secara sistematis dan komprehensip.  Dengan demikian, Pengetahuan
 Sosial diperlukan bagi keberhasilan siswa  dalam kehidupan di 
masyarakat dan proses menuju kedewasaan.
BAB
 III
HAKIKAT
  DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS
Hakikat  IPS, adalah 
telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai  makhluk sosial 
selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan  teknologi pula 
sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di  manapun mereka 
berada melalui handphone dan   internet.  Kemajuan Iptek menyebabkan 
cepatnya komunikasi antara orang yang satu  dengan lainnya, antara 
negara satu dengan negara lainnya. Dengan  demikian maka arus informasi 
akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh  karena itu diyakini bahwa 
“orang yang menguasai informasi itulah yang  akan menguasai dunia”.
Suatu
  tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh  
kondisi alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air,  
ketinggian dari permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi  
bentuk muka bumi seperti daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, 
 dan daerah pegunungan akan mempengaruhi terhadap pola kehidupan 
penduduk  yang menempatinya. Lebih jelasnya Anda dapat mencermati contoh
 berikut  ini. 
•     
Corak  kehidupan masyarakat di tepi pantai utara Jawa yang bentuknya 
landai  dengan laut yang tenang dan tidak begitu tinggi serta arus angin
 yang  tidak begitu kencang, sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk 
mencari  ikan. Hal ini disebabkan  ikan banyak berkumpul  di kawasan 
laut yang dangkal yang masih tertembus sinar matahari. Oleh  karena itu 
mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan.  Hampir 
semua pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa sebagian besar  terletak 
di pantai utara Jawa. 
•
     Dataran  rendah yang meliputi daerah pantai sampai ketinggian 700 
meter di atas  permukaan laut merupakan kawasan yang cadangan airnya 
cukup, didukung  oleh iklimnya yang cocok, merupakan potensi alam yang 
cocokuntuk  dikembangkan sebagai areal pertanian, misalnya Karawang, 
Bekasi,  Indramayu, Subang dan sebagainya. Dataran tinggi yang beriklim 
sejuk,  dengan cadangan air yang sudah semakin berkurang maka sistem 
pertanian  yang dikembangkan adalah pertanian lahan kering dan 
holtikultura seperti  sayuran, buah-buahan, da tanaman hias. 
•     Lain  dengan daerah pegunungan yang 
memiliki corak tersendiri. Karena  sedikitnya persediaan air tanah, 
mengakibatkan pemukiman penduduk  terpusat di lembah-lembah atau 
mendekati alur sungai. Hal ini  dikarenakan  mereka berusaha untuk 
mendapatkan  sumber air yang relatif mudah. Ladang yang mereka usahakan 
biasanya  terletak di lembah pegunungan.
Aspek pengaturan dan kebijakan ini termasuk 
aspek politik 
Marilah  kita cermati kembali apa yang sudah kita 
pelajari di atas. Setelah kita  pelajari ternyata kehidupan itu banyak 
aspeknya, meliputi aspek-aspek: 
1.  hubungan  sosial: semua hal yang berhubungan 
dengan interaksi manusia tentang  proses, faktor-faktor, perkembangan, 
dan permasalahannya dipelajari  dalam ilmu sosiologi 
2.  ekonomi: berhubungan 
dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan permasalahannya 
dipelajari dalam ilmu ekonomi 
3.  psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi 
4.  budaya: dipelajari dalam
 ilmu antropologi 
5.  
sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia 
dipelajari dalam ilmu sejarah 
6.  geografi: hubungan ruang dan tempat  yang 
sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu 
geografi 
7.  
politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk 
mencapai kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik
Tujuan Pendidikan IPS
Berdasarkan
 pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan 
nasional, yaitu: 
membentuk  manusia 
pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk manusia yang  sehat 
jasmani dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan,  dapat 
mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan  sikap 
demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan  yang 
tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya,  dan 
mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang termaksud dalam UUD  1945.
 
Berkaitan  dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa 
tujuan dari pendidikan  IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus 
dikaitkan dengan  kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan 
kehidupan yang akan  dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, 
kurikulum 2004 untuk  tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial 
(sebutan IPS dalam  kurikulum 2004), bertujuan untuk: 
1. mengajarkan konsep-konsep
 dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, 
pedagogis, dan psikologis. 
2.  mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan 
kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial 
3.  membangun komitmen dan 
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 
4.  meningkatkan kemampuan 
bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara
 nasional maupun global. 
Sejalan dengan tujuan 
tersebut  tujuan  pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja. 2006) 
adalah “membina anak  didik menjadi warga negara yang baik, yang 
memiliki pengetahuan,  keterampilan, dan kepedulian social yang berguna 
bagi dirinya serta bagi  masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci 
Oemar Hamalik merumuskan  tujuan pendidikan IPS berorientasi pada 
tingkah laku para siswa, yaitu :  (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) 
sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai  sosial dan sikap, (4) keterampilan
 (Oemar hamalik. 1992 : 40-41). 
Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu.
Pengetahuan dan Pemahaman
 
Salah  satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan 
pengetahuan dan  pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan 
ide-ide kepada anak.
Sikap belajar 
IPS  juga bertujuan untuk mengembangkan sikap 
belajar yang baik. Artinya  dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan 
menyelidiki (inkuiri) untuk  menemukan ide-ide, konsep-konsep baru 
sehingga mereka mampu melakukan  perspektif untuk masa yang akan datang.
Nilai-nilai sosial dan sikap 
Anak  membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan 
fenomena dunia sekitarnya,  sehingga mereka mampu melakukan perspektif. 
Nilai-nilai sosial merupakan  unsur penting di dalam pengajaran IPS. 
Berdasar nilai-nilai sosial yang  berkembang dalam masyarakat, maka akan
 berkembang pula sikap-sikap  sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, 
dan pribadi/tingkah laku guru  sendiri besar pengaruhnya terhadapa 
perkembangan nilai-nilai dan sikap  anak.
Keterampilan
 dasar IPS 
Anak belajar menggunakan 
keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari bukti dengan 
berpikir ilmiah, keterampilan  mempelajari data  masyarakat,  
mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan  
menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.
Karakteristik
 Pendidikan IPS SD
Untuk  membahas 
karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan.  Berikut ini 
dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan  strategi 
penyampaiannya.
1.  Materi IPS
Ada
 5 macam sumber materi IPS antara lain: 
a.  Segala  sesuatu atau apa saja yang ada dan 
terjadi di sekitar anak sejak dari  keluarga, sekolah, desa, kecamatan 
sampai lingkungan yang luas negara  dan dunia dengan berbagai 
permasalahannya. 
b. 
Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, 
produksi, komunikasi, transportasi. 
c.  Lingkungan  geografi dan budaya meliputi 
segala aspek geografi dan antropologi yang  terdapat sejak dari 
lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh. 
d.   Kehidupan  masa lampau,
 perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari  sejarah 
lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan  
kejadian-kejadian yang besar. 
e.  Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai 
segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga.
2. 
 Strategi Penyampaian Pengajaran IPS 
Strategi  penyampaian pengajaran IPS, sebagaian 
besar adalah didasarkan pada  suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam 
urutan: anak (diri sendiri),  keluarga, masyarakat/tetangga, kota, 
region, negara, dan dunia.  Tipe kurikulum seperti ini disebut “The 
Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan, 1996:5).
Sebutan Masa Sekolah Dasar, 
merupakan  periode keserasian bersekolah, artinya 
anak sudah matang untuk besekolah. Adapun  
kriteria keserasian bersekolah adalah sebagai berikut. 
1.  Anak  harus dapat 
bekerjasama dalam kelompok dengan teman-teman sebaya, tidak  boleh 
tergantung pada ibu, ayah atau anggota keluarga lain yang  dikenalnya. 
2.  Anak  memiliki kemampuan
 sineik-analitik, artinya dapat mengenal  bagian-bagian dari 
keseluruhannya, dan dapat menyatukan kembali  bagian-bagian tersebut. 
3.  Secara jasmaniah anak 
sudah mencapai bentuk anak sekolah.
Menurut Preston (dalam Oemar Hamalik. 1992 : 
42-44), anak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 
1.  Anak  merespon (menaruh 
perhatian) terhadap bermacam-macam aspek dari dunia  sekitarnya.Anak 
secara spontan menaruh perhatian terhadap  kejadian-kejadian-peristiwa, 
benda-benda yang ada disekitarnya. Mereka  memiliki minat yang laus dan 
tersebar di sekitar lingkungnnya. 
2.  Anak  adalah seorang penyelidik, anak 
memiliki dorongan untuk menyelidiki dan  menemukan sendiri hal-hal yang 
ingin mereka ketahui. 
3.
  Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat 
sesuatu, mereka ingin aktif, belajar, dan berbuat 
4.  Anak mempunyai minat 
yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci yang seringkali 
kurang penting/bermakna 
5.
  Anak  kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam  
pengalaman-pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS  
sehingga dapat memahami orang-orang  di sekitarnya. Misalnya pula dapat 
dikembangkan dengan merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.
Berkaitan  dengan atmosfir 
di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang dapat  diidentifikasi pada 
siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di  SD. 
1.  Karakteristik pada Masa 
Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3) 
a.  Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan 
prestasi sekolah 
b.  
Suka memuji diri sendiri 
c.  Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, 
hal itu dianggapnya tidak penting 
d.  Suka membandingkan dirinya dengan anak lain 
dalam hal yang menguntungkan dirinya 
e.  Suka meremehkan orang lain 
2.  Karakteristik pada Masa 
Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6). 
a.  Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis 
sehari-hari 
b.  
Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis 
c.  Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus 
d.  Anak memandang nilai 
sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. 
Menurut Jean Piagiet, usia 
siswa SD  (7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena
 itu guru harus mampu merancang  pembelajaran  yang dapat membangkitkan 
siswa, misalnya penggalan waktu belajar tidak  terlalu panjang, 
peristiwa belajar harus bervariasi, dan  yang tidak kalah pentingnya 
sajian harus dibuat menarik bagi siswa.
PENUTUP
IPS  merupakan bidang studi baru,
 karena dikenal sejak diberlakukan  kurikulum 1975. Dikatakan baru 
karena cara pandangnya bersifat terpadu,  artinya bahwa IPS merupakan 
perpaduan dari sejumlah mata pelajaran  sejarah, geografi, ekonomi, 
sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini  disebabkan mata 
pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang  sama yaitu 
manusia. 
Pendidikan IPS penting diberikan 
kepada  siswa  pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa 
sebagai  anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya.
 Untuk  mengenal masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, 
media  elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya  
ditengah-tengah msyarakat. Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat
  memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan  
bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi  
dalam kehidupannya.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar